Menurut data di Jawa Barat masih terdapat sekitar 29,9 persen atau 2,7 juta balita mengalami stunting.
Penelitian menyebutkan, balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta kasus kematian anak balita di dunia dan menyebabkan 55 juta anak kehilangan masa hidup sehat setiap tahun.
Data terakhir di laman publikasi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur menyebutkan bahwa dari 83.145 balita di Kalimantan Timur, terdapat ada 17.432 balita stunting.
Dashat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu.
Dashat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu.
Masalah stunting masih menjadi perhatian pemerintah karena berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia (SDM). Saat ini, status Indonesia masih berada di urutan 4 dunia dan urutan ke-2 di Asia Tenggara terkait kasus balita stunting.
Balita atau Baduta yang akan dievaluasi sebagai balita stunting dan tidak stunting di pertahanan tahun 2024 adalah mereka yang lahir di pertengahan Juli 2019 sampai yang lahir di akhir Juli tahun 2024.
NTT sendiri berada di peringkat pertama terbesar kasus balita stunting secara nasional, yakni 37,8 persen.
Akses pangan yang bergizi di tingkat rumah tangga masih menjadi salah satu permasalahan utama tingginya prevalensi balita stunting di Nusa Tenggara Timur.
Sedangkan data SSGI Kabupaten Bogor 2022 menyebutkan angka prevalensi balita stunting mencapai 24,9 persen.